Dalam UN SMK 2012 dimungkinkan tetap dipertahankan 5 (lima) mata pelajaran (Mapel) untuk Ujian Nasional yakni: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Teori Kejuruan, dan Praktek Kejuruan. Walaupun persentase kelulusan di beberapa daerah seperti di DKI Jakarta nyaris 100 persen, akan tetapi siswa-siswi SMK perlu mempersiapakan diri dengan sebaik-baiknya sebab tidak semua daerah UN SMK-nya bagus. Di Provinsi Jawa Timur tahun 2010 menyeimbangkan jumlah lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan sekolah menengah atas (SMA) berbuah pahit. Angka tidak lulus hasil ujian nasional (UN) SMA/MA/SMK tahun ini didominasi oleh siswa-siswi SMK.
Siswa SMK yang mengikuti UN sebanyak 138.313 orang. Dari jumlah tersebut, siswa yang tidak lulus mencapai 9.782 atau 7,072 persen. Jumlah itu naik lebih satu persen dibandingkan hasil UN tahun 2009 lalu, yaitu sebanyak 6.174 siswa (5,48 persen) dari 112.562 peserta UN tidak lulus.
Demikian data diungkapkan oleh Dinas Pendidikan Jatim. Adapun dibanding UN tahun ajaran 2007/2008 lalu, angka ketidaklulusan tahun ini membengkak lebih dari 100 persen. Pada saat itu, dari 109.331 peserta UN, peserta yang gagal mencapai 4.047 siswa atau 3,12 persen.
Peraturan dalam UN SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Beberapa aturan aturan baru dalam pelaksanaan ujian nasional (UN)yang baru antaranya adalah pemberlakuan lima paket soal, komposisi penilaian, tiadanya kesempatan ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus, serta ditiadakannya tim independen. Meskipun begitu, para guru dari beberapa sekolah menilai, secara umum mekanisme dan pelaksanaan UN tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut para guru dari sekian banyak perbedaan dalam pelaksanaan UN 2011 dengan tahun-tahun sebelumnya, perbedaan paling nyata adalah pemberlakuan lima paket soal dan mekanisme pembagian soal secara acak. Kedua peraturan tersebut merupakan hal paling penting untuk disosialisasikan karena banyaknya keluhan, baik dari siswa maupun para guru tentang pemahaman mereka.
Sementara untuk bobot penilaian, selain 60:40, khusus pada SMK juga menggunakan komposisi lain, yaitu 70 persen dari hasil UN praktik dan 30 persen berdasarkan UN tulis. Aturan baru ini seharusnya dapat melegakan para siswa, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, kelulusan 100 persen dibebankan kepada hasil UN.
Ketua Panitia UN dan Ujian Sekolah SMKN 40 Jakarta Sukarno mengatakan, bobot praktik 70 dan 30 persennya adalah hasil UN tulis diberikan untuk membidik output dari pembelajaran yang diterima siswa.
Perbedaan lain yang mencolok adalah ditiadakannya tim pengawas independen dari perguruan tinggi. Pada tahun sebelumnya seperti UN 2009 dan 2010, pengawas dari PTN dibutuhkan untuk membantu melakukan pengawasan pelaksanaan UN di sekolah. Namun, kata Sukarno, saat ini para guru mengaku siap melayani siswa sebaik mungkin, guna meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan UN.
Siswa SMK yang mengikuti UN sebanyak 138.313 orang. Dari jumlah tersebut, siswa yang tidak lulus mencapai 9.782 atau 7,072 persen. Jumlah itu naik lebih satu persen dibandingkan hasil UN tahun 2009 lalu, yaitu sebanyak 6.174 siswa (5,48 persen) dari 112.562 peserta UN tidak lulus.
Demikian data diungkapkan oleh Dinas Pendidikan Jatim. Adapun dibanding UN tahun ajaran 2007/2008 lalu, angka ketidaklulusan tahun ini membengkak lebih dari 100 persen. Pada saat itu, dari 109.331 peserta UN, peserta yang gagal mencapai 4.047 siswa atau 3,12 persen.
Download Soal-soal UN SMK
- Soal-soal UN SMK Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
- Soal-soal UN SMK Mata Pelajaran Bahasa Inggris
- Soal-soal UN SMK Mata Pelajaran Matematika
Peraturan dalam UN SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Beberapa aturan aturan baru dalam pelaksanaan ujian nasional (UN)yang baru antaranya adalah pemberlakuan lima paket soal, komposisi penilaian, tiadanya kesempatan ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus, serta ditiadakannya tim independen. Meskipun begitu, para guru dari beberapa sekolah menilai, secara umum mekanisme dan pelaksanaan UN tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut para guru dari sekian banyak perbedaan dalam pelaksanaan UN 2011 dengan tahun-tahun sebelumnya, perbedaan paling nyata adalah pemberlakuan lima paket soal dan mekanisme pembagian soal secara acak. Kedua peraturan tersebut merupakan hal paling penting untuk disosialisasikan karena banyaknya keluhan, baik dari siswa maupun para guru tentang pemahaman mereka.
Sementara untuk bobot penilaian, selain 60:40, khusus pada SMK juga menggunakan komposisi lain, yaitu 70 persen dari hasil UN praktik dan 30 persen berdasarkan UN tulis. Aturan baru ini seharusnya dapat melegakan para siswa, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, kelulusan 100 persen dibebankan kepada hasil UN.
Ketua Panitia UN dan Ujian Sekolah SMKN 40 Jakarta Sukarno mengatakan, bobot praktik 70 dan 30 persennya adalah hasil UN tulis diberikan untuk membidik output dari pembelajaran yang diterima siswa.
Perbedaan lain yang mencolok adalah ditiadakannya tim pengawas independen dari perguruan tinggi. Pada tahun sebelumnya seperti UN 2009 dan 2010, pengawas dari PTN dibutuhkan untuk membantu melakukan pengawasan pelaksanaan UN di sekolah. Namun, kata Sukarno, saat ini para guru mengaku siap melayani siswa sebaik mungkin, guna meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan UN.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar