Hobi bila ditekuni dan dinikmati sering melahirkan inspirasi dan kreasi yang bermanfaat untuk banyak orang. Hobi bersepeda yang ditekuni dan dinikmati Ir. Tri Herjun Ismadji dan teman-temannya sesama alumni teknik sipil Universita Gajah Mada yang memiliki kegemaran bersepeda santai, telah menghasilkan kreasi Sepeda Listrik Roda Tiga (SLRT) yang pertama di Indonesia.
Buah dari kegemarannya bersepeda di usia yang tidak muda lagi, Tri Herjun mencoba membuat rancangan sepeda yang mudah dikendarai terutama bagi lansia. Lalu ide tersebut diterjemahkan oleh siswa-siswa SMK yang tengah mengikuti pelatihan di Balai Latihan dan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY. Hasilnya, lahirlah sepeda SLRT yang tidak hanya bisa dikendarai para lansia, namun juga para difabel dan anak-anak.
"Kita dari komunitas Sepeda Sehat Sipil (S3) UGM, dalam upaya memenuhi kegemaran kami untuk tetap bisa bersepeda di usia tua, kami coba membuat sepeda elektrik.dan akhirnya dengan anak-anak atau cucu-cucu dari SMK ini, dalam 21 hari bisa menghasilkan sepeda roda tiga ini," kata Tri Herjun Jumat (4/5/2012).
Sedikit berpromosi, mantan Sekda Pemprov DIY ini menyampaikan keunggulan sepeda multi guna kreasinya. Selain harganya yang relatif murah, SLRT dapat dipakai sebagai sarana olahraga, rekreasi dan niaga. "Dibanding dengan sepeda roda dua, SLRT lebih stabil dan bisa membawa beban hingga 150 kilogram. Sepeda ini juga dinamo listrik, untuk difabel yang tidak bisa mengayuh," katanya.
Sebagai sumber energi untuk menghidupkan dinamo listrik berkekuatan 350 watt, sepeda dilengkapi aki kering 12 Ampere yang sebelumnya harus di-charge selama 6-7 jam agar bisa menempuh jarak 60 kilometer dengan kecepatan 30-35 kilometer per jam.
Pada kesempatan tersebut, Tri Herjun juga menegaskan, sepeda listrik roda tiga ini pertama kali dibuat di Indonesia. Sejauh yang ia ketahui, belum pernah ada sepeda sejenis yang sudah diproduksi di dalam negeri. "Kalo pun ada, menurutnya jelas barang impor. Itu pun khusus sepeda lisrik roda tiga untuk para difabel yang tidak disertai alat pengayuh," katanya.
Meski sempat menyebutkan harga yang relatif murah, namun Tri Harjun belum berani menentukan harganya. Sebab, sepeda multiguna ini belum diproduksi secara massal. Namun dia meyakinkan harga satu sepeda lebih murah karena dibuat oleh bengkel lokal. Dia pun akan melayani jika ada pemesanan. "Kalo di luar negeri harganya mencapai 1000 hingga 1500 dollar, tapi SLRT ini jauh lebih murah," jawabnya.
Buah dari kegemarannya bersepeda di usia yang tidak muda lagi, Tri Herjun mencoba membuat rancangan sepeda yang mudah dikendarai terutama bagi lansia. Lalu ide tersebut diterjemahkan oleh siswa-siswa SMK yang tengah mengikuti pelatihan di Balai Latihan dan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY. Hasilnya, lahirlah sepeda SLRT yang tidak hanya bisa dikendarai para lansia, namun juga para difabel dan anak-anak.
"Kita dari komunitas Sepeda Sehat Sipil (S3) UGM, dalam upaya memenuhi kegemaran kami untuk tetap bisa bersepeda di usia tua, kami coba membuat sepeda elektrik.dan akhirnya dengan anak-anak atau cucu-cucu dari SMK ini, dalam 21 hari bisa menghasilkan sepeda roda tiga ini," kata Tri Herjun Jumat (4/5/2012).
Sedikit berpromosi, mantan Sekda Pemprov DIY ini menyampaikan keunggulan sepeda multi guna kreasinya. Selain harganya yang relatif murah, SLRT dapat dipakai sebagai sarana olahraga, rekreasi dan niaga. "Dibanding dengan sepeda roda dua, SLRT lebih stabil dan bisa membawa beban hingga 150 kilogram. Sepeda ini juga dinamo listrik, untuk difabel yang tidak bisa mengayuh," katanya.
Sebagai sumber energi untuk menghidupkan dinamo listrik berkekuatan 350 watt, sepeda dilengkapi aki kering 12 Ampere yang sebelumnya harus di-charge selama 6-7 jam agar bisa menempuh jarak 60 kilometer dengan kecepatan 30-35 kilometer per jam.
Pada kesempatan tersebut, Tri Herjun juga menegaskan, sepeda listrik roda tiga ini pertama kali dibuat di Indonesia. Sejauh yang ia ketahui, belum pernah ada sepeda sejenis yang sudah diproduksi di dalam negeri. "Kalo pun ada, menurutnya jelas barang impor. Itu pun khusus sepeda lisrik roda tiga untuk para difabel yang tidak disertai alat pengayuh," katanya.
Meski sempat menyebutkan harga yang relatif murah, namun Tri Harjun belum berani menentukan harganya. Sebab, sepeda multiguna ini belum diproduksi secara massal. Namun dia meyakinkan harga satu sepeda lebih murah karena dibuat oleh bengkel lokal. Dia pun akan melayani jika ada pemesanan. "Kalo di luar negeri harganya mencapai 1000 hingga 1500 dollar, tapi SLRT ini jauh lebih murah," jawabnya.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14311920
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar