Sejarah Tokoh - Tokoh Pendidikan di Indonesia dan Luar Negeri

Diposting oleh Unknown on Selasa, 01 Mei 2012

  1. Mohamad Syafei
Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS (Indonesisch Nederlandse School) di Sumatra Barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud utama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Dengan berdirinya sekolah ini berarti Ia menentang sekolah-sekolah Hindia Belanda yang hanya menyiapkan anak-anak untuk menjadi pegawai-pegawai mereka saja.
Tujuan pendidikan INS adalah sebagai berikut :
  1. Mendidik anak-anak kearah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri.

  2. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, membina kemauan keras, dan membiasakan berani bertanggung jawab.

  3. Membiayai diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerjakan sendiri.

  4. Mengembangkan anak secara harmonis, yang mencakup aspek perasaan, kecerdasan, dan keterampilan.

  5. Mengembangkan sikap sosial, agar dapat bermasyarakat dengan baik.

  6. Menyesuaikan pendidikan dengan masing-masing bakat anak.

  7. Membiasakan bekerja menurut kebutuhan lingkungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka model sekolahnya diatur sebagai berikut
  1. Sekolah itu berbentuk asrama, anak-anak hidup bersama-sama melalui bekerja nyata atau belajar melalui bekerja.

  2. Belajarnya diatur menjadi sebagian belajar teori dan sebagian lagi belajar praktek.

  3. Ada bermacam-macam perlengkapan belajar, seperti tanah dan alat-alat tukang kayu, alat bercocok tanam, alat-alat menganyam, alat-alat mengolah karet, koperasi, lapangan olahraga, dan tempat pentas seni.

  4. Disamping bekerja anak-anak juga berupaya mencari uang sendiri dengan cara antara lain : menjual barang-barang hasil karya sendiri, berkoperasi, mengadakan pentas seni berkeliling.
Organisasi pendidikannya mencakup ruang bawah dan ruang atas, keduanya terdiri dari sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemasyarakatan.
a. Ruang bawah sama dengan SD yang lama belajarnya 7 tahun. Disini teori dipelajari 75% dan praktek 25%, dipilih sesuai dengan kemampuan anak-anak tingkat SD.
b. Ruang atas, mempelajari teori 50% dan praktek 50%. Ruang atas berlangsung selama 6 tahun, yang terdiri dari : ruang antara 1 tahun, ruang remaja 4 tahun, ruang masyarakat 1 tahun. 

2.Ki Hajar Dewantara

Suwardi Suryaningrat, demikian nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah putera kedua dari KPH Suryaningrat (cucu Paku Alam III), lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Setelah genap 40 tahun ia diganti nama Ki Hajar Dewantara. Ia memasuki sekolah rendah Belanda dan kemudian pindah ke OSVIA di Magelang. Berbagai macam pekerjaan telah dicobanya. Dari menjadi pegawai pabrik gula di Banyumas, pindah menjadi pegawai di apotek Rathkamp (Raja Farma), kemudian menjadi wartawan dan memasuki gelanggang politik.
Karena pendirian dan sikapnya yang tegas menentang penjajah Belanda, Ia dan teman-temannya dibuang diluar Jawa, termasuk juga Cipta Mangunkusuma, dibuang di Bandaria, Dr.Ernest Francois Eugene Deuwes Dekker diasingkan ke Timor Kupang, sedang Ia sendiri harus menjalani pengasingan ke Bangka. Kemudian ketiganya dibuang ke Belanda, disitulah Suwardi Suryaningrat memperdalam soal-soal pendidikan.
Pada tahun 1919 ia dikembalikan ke Indonesia (oleh Pemerintah Belanda), kembali ketanah air tetap meneruskan perjuangannya. Beliau menjabat sebagai Sekretaris Pedoman Besar NIP (National Indische Partij) dan juga sebagai redaktur surat kabar De Beweging, Persatuan dan Penggugah. Dua tahun kemudian ia menjabat guru sekolah Adidharma, suatu perguruan yang didirikan oleh kakaknya sendiri yang bernama Raden Mas Suryapranata. Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat mendirikan yayasan Perguruan Nasional taman siswa, di Yogyakarta. Pada permulaannya, didirikannya Taman Indria (TK) dan kursus guru. Kemudian dalam perkembangannya dikuti dengan didirikannya Taman Muda (Sekolah Dasar) dan pada tanggal 7 Juli 1924 didirikanlah bagian Mulo-Kweekschool (Taman Dewasa merangkap taman guru). Lama pelajaran tingkat ini adalah 4 tahun setelah Taman Muda. Demikianlah lembaga- lembaga pendidikan yang didirikannya semakin meluas dan berkembang, sehingga Taman Siswa mempunyai taman Indria, Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya, Taman Guru, Pra Sarjana dan Sarjana Wiyata.
Pada tanggal 3 februari 1928, genap berusia 40 tahun, ia berganti nama yang kemudian menjadi sangat tenar. 

3.Kyai H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan adalah orang yang mendirikan organisasi Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan agama islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam. Asas pendidikannya adalah islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat serta negara.
Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:
  1. Perubahan cara berpikir, ialah kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran untuk mengubah cara berpikir dan bertindak dari kebiasaan lama yang kurang tepat, untuk mencapai tujuan pendidikan.

  2. Kemasyarakatan, artinya janganlah hanya mengembangkan aspek individu saja, melainkan juga aspek kemasyarakatan, agar pengembangan individu dan kemasyarakatan berimbang.

  3. Aktivitas, anak harus menggunakan aktiviotasnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan. Dan harus pula melaksanakan serta mengamalkan semua hal yang telah diketahuinya.

  4. Kreativitas ialah untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan kiat guna menghadapi situasi baru secara tepat dan cepat.

  5. Optimisme, anak-anak diberi keyakinan bahwa melalui pendidikan cita-cita mereka akan tercapai, asal dengan semangat dan berdedikasi mengerjakannya sesuai dengan yang digariskan oleh Tuhan.
Dan fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun keluar anggota organisasi Muhammadyah.
b. Tempat pembibitan dan pembinaan kader, yang dilaksanakan secara sistematis dan selektif sesuai dengan kebutuhan.
c. Merupakan wahana untuk melaksanakan amal para anggota organisasi.
d. Mensyukuri nikmat Tuhan, artinya apa pun kemampuan anak-anak, pendidik harus memberi kesempatan berkembang, menjaga, dan merawatnya dengan sebaik-baiknya. 

4.Willem Iskander

Willem Iskander adalah salah satu diantara orang Indonesia pertama yang telah berhasil membuktikan kemampuannya memimpin lembaga pendidikan yang penting. Liku-liku perjuangan Willem Iskander mengangkat martabat bangsa melalui jalur pendidikan memang penuh tantangan dan tanggung jawab. Ketekunannya bekerja keras, kreativitas yang produktif dan semngat pembaharuan yang menyala-nyala telah berhasil merubah cara berpikir orang Tapanuli Selatan untuk meraih kemajuan. Ini semua dilakukan Willem Iskander satu perempat abad yang lalu, ketika sarana pendidikan dalam keadaan serba sederhana dan kekurangan.
Pada tahun 1869 telah direncanakan suatu tugan bagi Willem Iskander untuk membawa 8 orang guru muda msing-masing 2 orang dari Mandailing, Sunda, Jawa dan Minahasa. Pada tahun 1873 sudah diketahui calon-calon penerima beasiswa itu. Tetapi ternyata bukan 8 orang. Yang berhasil memperoleh beasiswa itu hanya 3 orang, yakni Banas Lubis dari Mandailing (Kweekschool), Ardi Sasmita dari Sunda (Kweekschool) da Raden Mas Surono dari Jawa (Kweekschool Tanobato Surakarta). Jadi tidak benar apabila ada keterangan yang selama ini kita dengar bahwa Willem Iskander dibuang kenegeri Belanda. Yang benar adalah bahwa perjalanan ke negeri Belanda itu adalah rencana matang yang telah lama dipersiapkan oleh Willem Iskander. Ia bukan saja menghubungi pejabat-pejabat resmi di Indonesia, tetapi juga beberapa orang yang berpengaruh di negeri Belanda untuk melicinkan jalan pelaksanaan rencana itu. Antara lain dengan minta kesediaan mereka memberikan rekomendasi kepada pejabat-pejabat yang menentukan di Hindia Belanda ketika itu. Orang yang dihubungi antara lain D.Hekkar Jr, bekas gurunya di Oefenschool di Amsterdam.
Sejarah latar belakang jejak Willem Iskander terdapat dalam buku Si Bulus-Bulus Si Rumpuk-Rumpuk. Buku ini memang suatu gudang inspirasi bagi generasi demi generasi sesudah periode Willem Iskander. Buktinya dapat kita lihat dalam sejarah pergerakkan kebangsaan di Tapanuli Selatan pada awal abad ini. Para tokoh pejuang kebangsaan itu menggali ide kemerdekaan nasional dari buku ini dan mereka kobarkan semangat kebangsan itu dalam rapat-rapat raksasa yang dibayangi oleh orang-orang Politieke Inlichtingen Dients (PID), polisi rahasia kolonial. Sedemikian eratnya gerakan itu dengan karya-karya Willem Iskander, sehingga dalam arsip-arsip PID gerakan itu dijuluki Groep Si Roemboek-Roembok. Ketiga tiga tokoh yang disebut pertama dibuang ke Digul sebagai tahanan politik, ancaman peredaran buku karya utama Willem Iskander ini telah terbayang. Kemudian menjadi kenyataan beberapa waktu setelah para perintis kemerdekaan itu ditangkap.
5. Slamet Iman Santoso

Penerima penghargaan sebagi tokoh pendidikan nasional dari IKIP Jakarta (UNJ) pada tahun 1978, ini selain sebagai perintis dan pendiri fakultas psikologi UI juga ikut mendirikan Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin. Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani. Dia adalah orang pertama yang mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang Ia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis.

Sejarah tokoh-tokoh pendidikan di luar negeri
  1. Francis Bacon
Francis Bacon ialah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini (abad ke 17) yang pertama mengembangkan metode induktif. Ia juga seorang negarawan Inggris, juga seorang filosof dan ahli ilmu alam. Mengenai pandangan hidup tentang alam, bahwa alam harus dikuasai oleh manusia, ia menyatakan ”Man is but the servant and interpreter of nature, it can be commanded only by being obeyed, thus do human knowledge and human power really met in one”. Pengetahuan tentang alam harus dapat digunakan secara praktis dalam hidupnya. Oleh karena itu harus diadakan penyelidikan terhadap alam secara baik. Metode yang terbaik baginya adalah metode induktif dengan mengadakan percobaan. Penyelidikan ilmiah tentang alam adalah dasar bagi kemajuan manusia. Ia mengemukakan bahwa hendaknya mata pelajaran itu disususun atas dasar observasi yang teliti dan percobaan kearah penyelidikan dunia kenyataan. Jadi tidak berdasar pada tradisi tertentu.
Ada sejumlah prinsip pendidikan yang berkembang pda waktu itu, yang dirumuskan oleh Bacon serta pengikut-pengikutnya, antara lain :
a. Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran sebab mengembangkan semua kemampuan manusia.
b. Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri.
c. Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan.
d. Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
e. Pelajaran harus diberikan satu per satu.
f. Pengetahuan diperoleh dengan metode induktif
g. Semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.
  1. John Locke
John Locke adalah seorang tokoh filsafat dan pendidik pada masa Rasionalisme yang terkenal dengan teorinya Tabula rasa. Ia dilahirkan di Wrington dekat Bristol dari seorang Puretein, ahli hukum. Ia mendapat pelajaran secara perseorangan, kemudian belajar di Westminster school, meneruskan sekolah Kristen dan Gereja, lalu masuk ke Oxford University dan kemudian menjadi sekretaris kedutaan di Brandenburg.
Keyakinannya adalah akal merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan adalah sebagai hasil pengolahan akal. Paham ini muncul karena masyarakat dengan akalnya dapat menumbangkan kekuasaan raja Prancis yang absolut.
Menurutnya, mendidik adalah menulisi kertas putih itu. Manusia tidak mewarisi pengetahuan, tetapi membentuk pengetahuannya sendiri. Aufklarung adalah keadaan jiwa manusia setelah diterangi oleh intelek, dari mengalami kegelapan dalam tindasan raja/pemerintah dan dogma-dogma agama menjadi bebas mencari cara hidup sendiri Teori yang membebaskan jiwa manusia ini, bisa mengarah ke hal-hal yang negatif seperti intelektualisme, individualisme, dan materialistis.
Proses belajar menurut John Locke ada 3 langkah, yaitu :
a. Mengamati hal-hal yang ada diluar diri manusia
b. Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan
c. Berpikir, yaitu mengolah bahan-bahan yang telah diperoleh tadi, ditimbang-timbang untuk diri sendiri.
Dengan materi pelajaran terutama bahasa Latin dan ilmu pasti untuk melatih pikiran.
  1. Johann Fredrich Herbart
Herbart menginginkan pembentukan manusia susila yang bermoral tinggi. Tujuan pendidikannya ialah membentuk watak susila, melalui pengembangan minat yang seluas-luasnya. Minat anak terhadap segala sesuatu dikembangkan lewat pengajaran. Dia berkeyakinan bila anak-anak berminat terhadap sesuatu, makaia akan mempelajarinya sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan itu kemudian dapat menimbulkan rasa atau simpati yang akhirnya membuat anak itu mau melakukannya. Herbart menyatakan kita mau melakukan sesuatu tentang apa yang kita ketahui, tetapi kita tidak mau melakukan hal itu manakala kita tidak tahu tentang hal itu. Inilah cara membentuk watak anak agar susila.
Dasar teori pendidikan Herbart adalah Psikologi Asosiasi. Pengajaran yang baik akan memberikan tanggapan sejelas-jelasnya kepada anak-anak. Tanggapan yang jelas akan bisa membuat hubungan antar tanggapan yang erat. Asosiasi yang baru akan membentuk pengetahuan yang baru pula. Karena itu Psikologi Asosiasi Herbart sering pula disebut Psikologi Tanggapan.
Ada 5 langkah dalam proses belajar mengajar :
a. Persiapan, anak-anak dipersiapkan untuk menerima pelajaran. Minat mereka digerakkan untuk menerima bahan baru dengan cara menghubungkannya dengan bahan lama yang telah dipelajari.
b. Presentasi, dimulai secara konkret agar anak-anak mendapat tanggapan-tanggapan yang jelas, terang, dan kuat.
c. Asosiasi, dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengetahuan baru dengan yang lama.
d. Generalisasi, hubungan pengetahuan baru dengan yang lama benar-benar agar membentuk sesuatu yang baru puladalam benak anak-anak. Dengan demikian setiap kali diberi materi yang baru akan selalu membentuk pengetahuan-pengetahuan baru pada diri anak-anak.
e. Aplikasi, pembentukan pengetahuan-pengetahuan baru itu perlu diuji atau ditest, untuk mengetahui apakah anak-anak sudah mampu mengaplikasikan pengetahuan itu atau belum.
4. Friedrich Wilhelm August Frobel
Pada tahun 1813 Frobel terjun dalam dunia kemiliteran, turut berperang sebagai sukarelawan di Lotzow, melawan Napoleon. Sesudah perang Frobel menjadi inspektur Museum Mineralogi. Jabatan itu diletakkannya ketika ia menerima tugas baru, yaitu berkewajiban mengasuh kelima orang kemenakannya.
Pada tahun 1817 ia mendirikan rumah pendidikan di Kelihau dibantu Langenthal dan Middendorf. Dua puluh tahun kemudian ia mendirikan Kinder Garten (nama ini diberikan baru pada tahun 1840), yang bertujuan mendidik anak-anak sebelum sekolah, melatih anak-anak kecil untuk hidup bersama, meringankan tugas kaum ibu, dan memberikan pembentukan teoritik dan praktis kepadacalon ibu (gadis ±16 tahun). Usaha ini terpaksa dihentikan karena ia dituduh memberontak negara. Pada hal yang memberontak adalah Karel Frobel, pemimpin sosialis, kemenakan F.W.A.Frobel. jadi pemerintahan Jerman bertindak kurang cermat. Bagaimanapun juga Kinder Garten harus ditutup sebab dilarang oleh pemerintah pada tahun 1852, tokoh pendidikan terkenal ini meninggal dunia karena sedih.
Frobel bermaksud mengembangkan semua kapasitas dan kekuatan yang laten pada anak-anak. Frobel yakin, anak-anak dilahirkan sudah berbekal potensi-potensi. Tujuan pendidikannya adalah mengembangkan semua potensi itu agar menjadi aktual. Pengembangan manusia adalah sama dengan pengembangan alam, mulai dari kuncup menjadi mekar.
Tujuan pendidikan adalah mengontrol pertumbuhan anak agar menuju kearah yang benar, kearah aslinya sebagai anak manusia. Pendidikan Frobel adalah perkembangan yang diawasi. Titik berat pendidikannya adalah kreativitas. Artinya agar pendidikan anak berhasil dengan baik, dibutuhkan kreativitas anak itu sendiri mengembangkan dirinya.
Tujuan akhir pendidikan Frobel adalah mencapai integritas diri dengan alam atau kosmos ini, sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya. Manusia perlu dikembangkan agar mencapai kedudukan yang cocok di jagat raya ini.

http://sejarah.kompasiana.com/2010/11/23/sejarah-tokoh-tokoh-pendidikan-di-indonesia-dan-luar-negeri/

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar