Model Pembelajaran Bamboo Dancing (Tari Bambu)

Diposting oleh Unknown on Senin, 05 November 2012



Pengertian Model Pembelajaran Bamboo Dancing (Tari Bambu)
Pembelajaran dengan model Bamboo Dancing sama dengan metode inside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau guru bisa juga mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang materi tersebut.  Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.

Selanjutnya guru membagi kelas menjadi dua kelompok besar (atau disesuaikan dengan keadaan-banyaknya siswa), jika dalam kelas ada 40 orang, maka tiap kelompok besar terdiri dari 20 orang. Aturlah sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu 10 orang berdiri berjajar saling berhadapan dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri sejajar. Dengan demikian di dalam setiap kelompok  besar saling ber pasang-pasangan. Pasangan ini disebut pasangan awal. Bagi tugas pada setiap pasangan untuk dikerjakan atau di bahas. Pada kesempatan itu berikan waktu yang cukup keadaan siswa untuk mendiskusikan tugas yang diterima.

Usai diskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar itu bergeser mengikuti arah jarum jam> dengan cara ini setiap siswa akan mendapatkan pasangan baru untuk berbagi informasi, demikian seterusnya. Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap siswa kembali ke pasangan awal.
Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa. Meskipun namanya Tari Bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang di ibaratkan sebagai bambu.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Bamboo Dancing (Tari Bambu)
1.      Penulisan topik di papan tulis atau mengadakan tanya jawab dengan siswa.
2.  Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
3.     Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
4.     Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
5.     Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.

Kelebihan Model Pembelajaran Bamboo Dancing (Tari Bambu)
Model pembelajaran ii cock atau baik digunakan untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik. Oleh karena itu kelebihan metode ini adalah :
1. Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam proses pembelajaran.
2.      Meningkatkan kerjasama diantara siswa
3.      Meningkatkan toleransi antara sesame siswa.

Kekurangan Model Pembelajaran Bamboo Dancing (Tari Bambu)
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran Bamboo Dancing (tari bambu) juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
1.  Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar mengajar
2.      Siswa lebih banyak bermainnya daripada belajar
3.      Sebagian siswa saja yang aktif karena kelompoknya terlalu gemuk
4.      Interaksi pembelajaran tidak terjadi secara baik.
Demikian penjelasan mengenai pengertian, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Bamboo Dancing (Tari Bambu). Semoga dapat diterapkan dalam pembelajaran disekolah oleh bapak/ibu guru, serta dapat mengaktifkan kegiatan pembelajaran. Walaupun model pembelajaran Bamboo Dancing ini memiliki beberapa kekurangan, namun jika bapak/ibu guru dapat mengatur kegiatan pembelajaran dengan baik, Insyaallah kekurangan tersebut dapat teratasi dengan baik.
Sumber :
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Baca Juga Artikel Pendidikan Lainnya :

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar